Senin, 01 Juli 2019

HEWAN AVERTEBRATA: FILUM ANNELIDA



HEWAN AVERTEBRATA: FILUM ANNELIDA

Setelah pada postingan sebelumnya kita membahas tentang filum nemathelminthes, hewan avertebrata yang akan dibahas selanjutnya, yaitu filum annelida.

sumber: online science notes

Annelida berasal dari bahasa Yunani. Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos  berarti bentuk. Jadi, annelida adalah cacing yang berbentuk cincin. Cacing ini hidup di air tawar, air laut, dan daratan. Annelida berarti “cincin kecil “ dan tubuh yang bersegmen yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu yang merupakan ciri khas dari filum annelida.
Karakteristik umum Annelida :
  1. Memiliki kepala diikuti oleh tubuh tersegmentasi, paling internal dan eksternal bagian diulangi dengan setiap segmen, kondisi disebut sebagai homologi serial.
  2. Dinding luar fleksibel sebagai penggerak.
  3. Ekskresi umumnya melalui nefridia
  4. Sebagian besar segmen annelida mengandung 2 nefridia, yang masing-masing terbuka di kedua ujungnya
  5. Kebanyakan annelida bersifat gonokoristik dan memperbanyak gamet dari peritoneum ke dalam coelom tempat mereka berkembang.
Filum Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae


A.    Klasifikasi
Tabel 1. Klasifikasi Filum Annelida
No
Kelas
Karakteristik (ciri-ciri)
Gambar
1.
Polychaeta
Cacing bersegmen yang suka hidup di laut dan banyak di jumpai di pantai.




sumber : marinespecies.org

Panjang tubuh -10 cm dengan garis tengah 2-10mm atau lebih.
Tubuh tersusun atas 200 segmen atau lebih, dan setiap segmen mempunyai sepasang kaki (parapodia)
Darahnya berwarna merah atau mengandung hemoglobin yang terlarut dalam plasma dan mengalir pada pembuluh darah
Bernafas dengan insang
Spesies yang termasuk Polychaeta adalah cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele)
2.
Oligochaeta
Tubuhnya tersusun atas 115-200 segmen.

Hasil gambar untuk Oligochaeta
sumber : en.wikipedia.orgtes


Panjang tubuh ada yag mencapai 1 m
Ukuran terkecil 0,5 mm dan tidak mempunyai parapoida
Spesies yang temasuk dari oligochaeta adalah cacing tanah (Lumbricus terresteris)
3.

Hirudinea
Hidup di air tawar, air laut dan tempat-tempt yang lembap
hirudinea Hirudo medicinalis
sumber : sridianti.com
Tubuh agak pipih memanjang dan hidup sebagai predator atau parasit
Tidak mempunyai parapodia atau rambut-rambut
Mempunyai dua alat pengis, satu di bagian muka (disekeliling mulut), dan satu dibelakang (disekeliling anus)
Makanannya berupa hewan yang mati, cacing, insek, larva keong, dan kadang-kadang mengisap darah hewan yang besar.
Contohnya lintah (Hirudo medicinalis)


B. .    Deskripsi struktur tubuh

Tubuh cacing tanah dapat dideskripsikan menjadi lima bagian yang terdiri atas bagian depan (anterior),bagian tengah, bagian belakang (posterior), bagian punggung (dorsal), dan bagian bawah atau perut (ventral).
C. .     Sistem pencernaan
Sistem pencernaan (metabolisme) makanan cacing tanah melalui alur sebagi berikut :
1.      Makanan cacing tanah umumnya bahan organik berupa dedaunan dan binatang-binatang kecil.
2.      Makan tersebut dimakan atau diambil oleh bibir mulut atau protomium, lalu dimasukkan kedalam faring (pharynx), ke esophagus dan selanjutnya ke tembolok.
3.      Makanan disimpan sementara untuk disalurkan ke lambung otot. Didalam lambung otot (perut otot), makanan dihancurkan oleh gerakan otot lambung dan dibantu pasir serta benda-benda keras yang dimakan cacing tanah.
4.      Makanan yang tercerna diserap oleh usus, lalu di proses dari bentuk komplek menjadi sederhana, diabsorsi oleh dinding usus halus masuk ke dalam pembuluh darah, dan selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh.
5.      Sisa-sisa makan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui anus ehingga dihasilkan kascing.

D.     Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahnya adalah tertutup, karena darah mengalir kebagian – bagian tubuh melalui pembuluh darah.
E.    Perkembangbiakan
Cacing tanah bersifat “hermaphrodite” artinya pada setiap ekor cacing tanah terdapat alat kelamin jantan dan betian. Meskipun bersifat hermaphrodit, untuk menghasilkan kokon yang berisi telur atau anak-anak, cacing harus hidup berpasangan. Cacing tanah tidak dapat melakukan perkawinan sendiri. Alat kelamin jantan dan betina biasanya terletak pada bagian tubuh antara segmen ke-9 sampai segmen ke-15.





DAFTAR PUSTAKA

Sumber Materi:
Brusca, Richard C. 2016.  Invertebrata. USA : Sinaver Associates.
Campbell, Neil A. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
Rukmana, Rahmat. 1999. Budidaya Cacing Tanah. Yogyakarta : Kanisisus.
Sumber Gambar:



0 komentar:

Posting Komentar